Candle Light Service
ibadah adventus

Dibacakan di akhir warta baca

ari ini adalah Minggu Advent yang pertama (kedua, ketiga, keempat – bergantung minggu yang bersangkutan). Advent berarti “menanti kedatangan.” melalui empat minggu Advent kita mengenang penantian Israel akan datangnya Mesias, sekaligus merayakan penantian Gereja Tuhan akan datang Kristus kembali di masa mendatang.

Karangan Bunga ini adalah pralambang ekumenis untuk masa Adventus. Di dalamnya terdapat empat Lilin Advent untuk empat Minggu Advent, serta sebuah Lilin Kristus yang akan dinyalakan pada Malam Natal. Lilin-lilin ini melambangkan nyala iman, kasih serta harap yang tak boleh padam. Dan hanya di dalam Kristus, Terang Dunia, maka iman, kasih dan harap kita pun tak akan padam.

Karangan Bunga ini berbentuk bulat, tanpa awal dan tanpa akhir. Sebulat kasih Allah pada umat-Nya, Anda dan saya. Selamat berbakti. Mari kita persiapkan hati kita …

Minggu #1:
Advent Sukacita

Pewara:
Hari ini kita nyalakan Lilin Advent pertama, Lilin Sukacita.
Kita bersukacita bersama Maria yang menerima karunia Allah dan bersorak, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.”
Kita bersukacita bersama Paulus, yang dalam kebencian menerima sayang Allah dan bertobat menjadi pengikut Kristus yang setia.

Anak:
Mari kira berdiri … dan kita nyalakan Lilin Sukacita, sambil membuat tekad baru menjadi saksi Kristus.

jemaat berdiri lilin advent pertama dinyalakan seorang anggota jemaat

Anak:
(bernyanyi dengan irama “di dalam palungan”, kj 102)

Lilin sukacita bernyala kini Di tengah dunia gelap menjerit Menantikan Kristus pembawa suka Pakailah anak-Mu menjadi saksi.

Pewara:
Layakkah kita bersukacita di tengah bangsa yang berdukacita? Mari memintal tekad, agar hidup ini menjadi lilin sukacita, yang mewartakan bahwa sukacita Allah berlaku bagi bangsa kita pula.

Jemaat:
(mengulangi lagu di atas)

Lilin sukacita bernyala kini Di tengah dunia gelap menjerit Menantikan Kristus pembawa suka Pakailah anak-Mu menjadi saksi.

Minggu #2:
Advent Pengharapan

Pewara:
Minggu lalu kita nyalakan Lilin Sukacita. Kini kita nyalakan kembali lilin itu, untuk lebih meyakini bahwa Kristus akan datang kembali dan membawa sukacita kekal bagi dunia kita.

lilin advent pertama dinyalakan seorang anak

Anak:
(bernyanyi dengan irama “di dalam palungan”, kj 102)

Lilin sukacita bernyala kini Di tengah dunia gelap menjerit Menantikan Kristus pembawa suka Pakailah anak-Mu menjadi saksi.

Pewara:
Hari ini kita nyalakan Lilin Advent kedua, Lilin Pengharapan.
Di segala tempat di muka bumi, manusia mengharapkan masa depan yang penuh damai sejahtera, masa di mana gurun pasir menghijau dan menyejuk, masa di mana mereka yang lapar dikenyangkan, masa di mana lobang pada lapisan ozon terpulihkan, masa di mana negeri ini dijauhkan dari kebencian dan krisis memedihkan.

Anak:
Mari kira berdiri … dan kita nyalakan Lilin Pengharapan, sambil membuat tekad baru menjadi saksi Kristus.

jemaat berdiri lilin advent pertama dinyalakan seorang anggota jemaat

Anak:
(bernyanyi dengan irama “di dalam palungan”, kj 102)

Lilin pengharapan bernyala kini Di tengah dunia letih mengeluh Menantikan Kristus pembawa asa Pakailah anak-Mu menjadi saksi.

Pewara:
Lilin Pengharapan ini mengingatkan kita pula pada jutaan sobat yang terinfeksi virus HIV, yang hidup tanpa harapan kesembuhan, namun terus berjuang mengharapkan pertolongan Allah. Layakkah kita merayakan pengharapan kita tanpa peduli pada mereka yang putus asa itu? Mari memintal tekad, agar hidup ini menjadi lilin pengharapan, yang mewartakan bahwa janji Allah berlaku bagi setiap orang yang datang pada-Nya.

Jemaat:
(mengulangi lagu di atas)

Lilin pengharapan bernyala kini Di tengah dunia letih mengeluh Menantikan Kristus pembawa asa Pakailah anak-Mu menjadi saksi.

Minggu #3:
Advent Cinta Kasih

Pewara:
Selama dua minggu yang lalu kita nyalakan Lilin Sukacita dan Lilin Pengharapan. Kini kita nyalakan kembali kedua lilin itu, untuk lebih meyakini bahwa kita harus terus berharap akan kedatangan Kristus yang akan membawa sukacita kekal bagi dunia kita.

lilin advent pertama dan kedua dinyalakan seorang anak

Anak:
(bernyanyi dengan irama “di dalam palungan”, kj 102)

Lilin pengharapan bernyala kini Di tengah dunia letih mengeluh Menantikan Kristus pembawa asa Pakailah anak-Mu menjadi saksi.
Lilin sukacita bernyala kini Di tengah dunia gelap menjerit Menantikan Kristus pembawa suka Pakailah anak-Mu menjadi saksi.

Pewara:
Hari ini kita nyalakan Lilin Advent ketiga, Lilin Cinta Kasih.
Di segala tempat di muka bumi, manusia memimpikan dan mengharapkan cinta. Namun di mana-mana justru cinta dipermurah, dilecehkan dan diperjualbelikan.
Lilin ini meyakinkan kita bahwa Kristus adalah Cinta Allah yang hadir di tengah kita, Cinta yang berwajahkan pengorbanan, pengampunan dan pengetian.

Anak:
Mari kira berdiri … dan kita nyalakan Lilin Cinta Kasih, sambil membuat tekad baru menjadi saksi Kristus.

jemaat berdiri lilin advent pertama dinyalakan seorang anggota jemaat

Anak:
(bernyanyi dengan irama “di dalam palungan”, kj 102)

Lilin kasih sayang bernyala kini Di tengah dunia benci berkuasa Menantikan Kristus pembawa cinta Pakailah anak-Mu menjadi saksi.

Pewara:
Lilin Cinta Kasih ini mengingatkan kita pula seorang janda miskin, yang dengan penuh sayang menjatuhkan dua keping miliknya demi Allah yang sayang padanya. Layakkah kita merayakan cinta kasih tanpa siap mengasihi dengan sungguh? Mari memintal tekad, agar hidup ini menjadi lilin cinta kasih, yang mewartakan bahwa janji Allah berlaku bagi setiap orang yang datang pada-Nya.

Jemaat:
(mengulangi lagu di atas)

Lilin kasih sayang bernyala kini Di tengah dunia benci berkuasa Menantikan Kristus pembawa cinta Pakailah anak-Mu menjadi saksi.

Minggu #4:
Advent Perdamaian

Pewara:
Selama tiga minggu yang lalu kita nyalakan Lilin Sukacita, Lilin Pengharapan dan Lilin Cinta Kasih. Kini kita nyalakan kembali ketiga lilin itu, untuk lebih meyakini bahwa kita harus terus berharap akan kedatangan Kristus, Cinta Allah itu, yang akan membawa sukacita kekal bagi dunia kita.

lilin advent pertama, kedua dan ketiga dinyalakan seorang anak

Anak:
(bernyanyi dengan irama “di dalam palungan”, kj 102)

Lilin pengharapan bernyala kini Di tengah dunia letih mengeluh Menantikan Kristus pembawa asa Pakailah anak-Mu menjadi saksi.
Lilin sukacita bernyala kini Di tengah dunia gelap menjerit Menantikan Kristus pembawa suka Pakailah anak-Mu menjadi saksi.
Lilin kasih sayang bernyala kini Di tengah dunia benci berkuasa Menantikan Kristus pembawa cinta Pakailah anak-Mu menjadi saksi.

Pewara:
Hari ini kita nyalakan Lilin Advent keempat, Lilin Pedamaian.
Kita nyalakan lilin ini dalam ingatan yang tergurat tegas atas kekerasan yang merajalela di bumi Indonesia, kekerasan yang mewarnai hubungan antar kelompok agama dan suku, kekerasan bisu yang banyak terjadi di dalam hidup keluarga.
Sekaligus kita mengingat pendamaian kita dengan Allah, walau berulang kali kita meronta dan mengeluh, seperti Ayub yang bergumul dalam dekapan Allah.

Anak:
Mari kira berdiri … dan kita nyalakan Lilin Perdamaian, sambil membuat tekad baru menjadi saksi Kristus.

jemaat berdiri lilin advent pertama dinyalakan seorang anggota jemaat

Anak:
(bernyanyi dengan irama “di dalam palungan”, kj 102)

Lilin perdamaian bernyala kini Di tengah dunia terpecah-belah Menantikan Kristus pembawa damai Pakailah anak-Mu menjadi saksi.

Pewara:
Lilin Perdamaian ini kerap disebut pula Lilin Betlehem, kota damai tempat Raja Damai itu tergolek lemah di palungan. Layakkah kita merayakan perdamaian tanpa siap memperjuangkan kehidupan yang penuh damai dengan sesama? Mari memintal tekad, agar hidup ini menjadi lilin perdamaian, yang mewartakan bahwa janji Allah berlaku bagi setiap orang yang datang pada-Nya. Nya.

Jemaat:
(mengulangi lagu di atas)

Lilin perdamaian bernyala kini Di tengah dunia terpecah-belah Menantikan Kristus pembawa damai Pakailah anak-Mu menjadi saksi.